Selamat Memperingati Hari Keluarga
Kami selaku anggota kepengurusan HMPS Pendidikan IPA FMIPA UNM Periode 2019-2020 Mengucapkan:
Sejarah Peringatan Hari Keluarga
Nasional
Pada masa sekitaran tahun 1950-an ketika masa
kemerdekaan dimulai, ketika itu terjadi jumlah penambahan penduduk
besar-besaran akibat kelahiran.keluarga-keluarga baru yang dibentuk melalui
perkawinan mengiringi euphoria kemerdekaan dengan berusaha memperoleh anak
sebanyak-banyaknya. Apalagi ditambah dengan pengaruh istilah “banyak anak
banyak rejeki” hal ini sangat berpengaruh besar pada sebagian kalangan
keluarga-keluarga Indonesia termasuk kalangan muda untuk segera menikah dan
mendapat banyak anak.
Itulah awal mula penduduk Indonesia bertambah secara
drastic sejak tahun 1950-an,kemudian masa 1960-an dan seterusnya. Maka untuk
mengendalikan pertambahan penduduk yang begitu cepat tersebut maka mulai lah di
rencanakan program keluarga berencana.
Program keluarga berencana di Indonesia mulai
digagas pada tanggal 23 Desember 1957 yang dipelopori oleh Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia atau PKBI. Namun program KB ini masih dilakukan secara
sembunyi-sembunyi oleh para sukarelawan dan aktifis,Karena pimpinan negara pada
masa itu sangat anti terhadap keluarga berencana.
Tercatat dalam sejarah bahwa tanggal 29 Juni 1970
merupakan puncak kristalisasi pejuang Keluarga Berencana untuk memperkuat
program Keluarga Berencana (KB), sehingga tanggal tersebut dikenal dengan
tanggal dimulainya Gerakan KB Nasional. Hari itu sebagai hari kebangkitan
keluarga Indonesia. Hari bangkitnya kesadaran untuk membangun keluarga ke arah
keluarga kecil bahagia sejahtera melalui KB.
Inisiator Hari Keluarga National
Prof. Dr. Haryono Suyono merupakan penggagas Hari
Keluarga Nasional. Ia merupakan Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto. Kepada Presiden Seoharto,
sebelumnya Haryono menyampaikan tiga pokok pikiran.
Pertama, mewarisi semangat kepahlawanan dan
perjuangan bangsa. Kedua, tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi
kesejahteraan bangsa. Ketiga, membangun keluarga menjadi keluarga yang
bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga sejahtera.
Presiden Soeharto menyetujui gagasan tersebut. Maka,
lahirlah Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap 29 Juni. Ada sejarah di
balik pemilihan tanggal dan bulan tersebut. Di tanggal dan bulan itu,
Tentara Republik Indonesia (TRI) yang bergerilya dalam perjuangan melawan
penjajah, masuk ke Yogyakarta, dan kembali ke keluarga masing-masing.
Program Keluarga Berencana Era Soeharto
Baru setelah masa keluasaan beralih ke tangan
Soeharto program keluarga berencana mulai mendapat pengakuan dan justru
dimasukkan dalam program pemerintahan orde baru.
Dalam perkembangan selanjutnya organisasi
perkumpulan keluarga berencana Indonesia berubah menjadi lembaga semi
pemerintahan pada tanggal 17 Oktober 1968 dengan nama LKBN (Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional) yang merupakan badan resmi dari pemerintah yang
bertanggung jawab terhadap program Keluarga Berencana di Indonesia.
Dalam programnya BKKBN menganjurkan bahwa setiap
keluarga dianjurkan cukup mempunyai “dua anak,laki-laki atau perempuan sama
saja”. Program KB saat itu memang cukup mengerem pertambahan penduduk secara
signifikan, namun ketika mulai memasuki masa reformasi,kegiatan KB banyak mulai
diabaikan, jumlah penduduk Indonesia mulai kembali meningkat dengan drastis,
untuk itulah saat ini baik itu pihak pemerintah maupun diluar pemerintah
kembali berinisiatif untuk menghidupkan kembali program KB, mulai dari
penyuluhan penyuluhan ke desa-desa tertinggal, proses pendataan penduduk yang
berKB, pembentukan Generasi Berencana dan program-programnya yang ditujukan
kepada para Remaja Indonesia.
Nicee
BalasHapus